Sunday, July 16, 2006

Polisi Korban Bom Tentena Itu Akhirnya Meninggal

Palu - Nyawa Ajun Brigadir Polisi Yohannes Modjampa tidak tertolong. Setelah dirawat intensif sejak awal Juni di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Modjampa akhirnya dipanggil Tuhan. Dia menghembuskan nafas terakhirnya Minggu (26/6/2005) malam.

Dengan meninggalnya Modjampa, maka kini korban tewas akibat bom Tentena 28 Mei 2005 lalu menjadi 22 orang. Jenazah Modjampa akan dibawa dari Jakarta menuju Palu, Senin (27/6/2005) siang ini untuk diserahkan kepada keluarganya.

Demikian penjelasan Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) AKBP Rais Adang kepada wartawan di Mapolda Sulteng, Jl. Sam Ratulangi, Palu. "Hari ini diterbangkan ke Palu dan akan disemayamkan terlebih dulu di Mapolda Sulteng," kata Rais.

Belum diketahui secara pasti pukul berapa jenazah akan tiba di Palu. Namun diperkirakan jenazah Modjampa akan tiba di bandara Palu sore hari. Rencananya, setelah disemayamkan di Mapolda Sulteng, jenazah Modjampa akan langsung dikembalikan kepada keluarganya di Kecamatan Pamona Utara, Tentena, Poso.

Saat menjadi korban bom Tentena, Modjampa langsung dirawat di RS Sinarkasih Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Tentena. Namun, karena peralatan medis terbatas, dia dirujuk ke RS Polri Kramatjati awal Juni lalu. Dia dibawa ke Jakarta juga untuk menjalani operasi, karena ada serpihan bom bersarang di perut sebelah kanan.***

0 comments:

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]