Palu - Korban tewas akibat ledakan bom di Pasar Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, Sabtu (28/5/2005) menjadi 22 orang. Insiden itu menyisakan duka mendalam bagi warga. Mereka pun mengekspresikan kesedihannya dengan mengibarkan bendera setengah tiang.
Bendera setengah tiang mulai dikibarkan sejak Kelurahan Tagolu, hingga ke dalam Kota Tentena. Semua desa sepanjang jalur Poso-Tentena mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda berduka. Jarak Poso-Tentena tak kurang dari 60 kilometer.
Sementara itu, hingga Minggu (29/5/2005), korban yang tewas sudah mencapai 22 orang. Sementara 11 orang lainnya luka parah dan sisanya luka ringan.
Korban yang selamat di rawat di Rumah Sakit Sinar Kasih Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) di Jalan Torulembah, Tentena dan Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu. Rata-rata korban yang kritis karena di batok kepala dan badannya masih bersarang pelat dan batang-batang besi yang diisi dalam bom.
Kepada wartawan, Ketua Majelis Sinode GKST Pendeta Rinaldy Damanik mengecam aksi pelaku peledakan bom itu. Dia menyebut mereka sebagai teroris. Dia mengaku tak habis pikir, mengapa peristiwa itu terjadi lagi setelah sejumlah pihak yang bertikai di Poso sudah berhasil menjalin sejumlah kesepakatan damai.
"Kami mengimbau, siapa pun pelakunya jadilah manusia yang benar. Jangan memakai cara-cara melawan hukum seperti itu," pinta Damanik
Di lain pihak untuk mengantisipasi gejolak massa, melalui sejumlah unit struktural, Majelis Sinode GKST sudah mengimbau agar warganya tidak terpancing melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum. "Jangan melawan perbuatan teror dengan membuat teror lagi," demikian Damanik menandaskan.***
Sunday, July 16, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blog Info
BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.
Dedication Quote
ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]
0 comments:
Post a Comment