Sunday, July 16, 2006

Bom Tentena Renggut Masa Kanak-kanak Alex Sambuake

Poso - Ledakan bom di Pasar Tentena, Sabtu (28/5/2005) tak hanya menyasar para lelaki dan perempuan dewasa. Bom menerjang siapa saja yang berada di dekatnya, tak terkecuali Alex Sambuake. Bocah yang baru berusia tiga tahun ini terpaksa didera derita. Serpihan bom melukai kedua paha mungil dan badannya.

Masa kanak-kanaknya direbut oleh bom itu. Untung ada ibunya yang meski dalam keadaan terluka di kaki kiri dan pundak, yang begitu menyayanginya. Sang ibu, Werlin Ponema (46) juga menjadi korban bom yang menelan korban terbesar sepanjang riwayat konflik Poso itu.

Di pagi naas itu, Alex menemani ibunya berjualan tomat di Pasar Tentena. Ia memang sangat senang jika diajak ke pasar. Mungkin ramainya orang membuat Alex terhibur. Apalagi ia tidak punya kesibukan apa-apa di rumah. Tapi hari itu nasib bicara lain padanya.

Saat terjadi ledakan di pagi hari itu, dia sedang duduk di samping ibunya. Ia pasti tak menyangka sama sekali, saat tiba-tiba, terdengar ledakan keras. Blarrr! Sebuah bom meledak di dekatnya, di ruas jalan Setiabudi di Pasar Tentena, poros jalan yang segaris dengan jembatan kayu Tentena.

"Saya sempat melihatnya jatuh. Tapi saya tidak bisa bikin apa-apa, karena pandangan saya langsung gelap. Saya juga masih mendengar dia berteriak kesakitan," tutur Werlin, di ruang perawatan RS Sinar Kasih GKST Tentena, Selasa (31/5/2005).

Ibu yang sungguh menyayangi anak bungsunya ini, saat itu hanya bisa berharap ada orang yang bisa menyelamatkan putranya itu. Beruntung, setelah suasana aman, mereka pun dilarikan ke Rumah Sakit Sinar Kasih Gereja Kristen Sulawesi Tengah di Jalan Torulembah.

Selama ini, Alex dan ibunya, bermukim di bekas Festival Danau Poso, di tepian danau. Untuk menghidupi keluarga, Werlin berjualan sayur-sayuran.

Kata sang ibu, Alex itu penurut. Ia juga tak pernah meminta yang macam-macam. Ia bisa jadi sadar akan kekurangan ibunya. "Anak itu baik sekali, dia tidak pernah minta dibelikan sesuatu yang macam-macam, misalnya mainan, seperti anak-anak lain," ungkap Werlin.

Lalu, apakah dia dendam pada pelaku pengebom itu? "Tuhan Maha Adil, biarlah Tuhan yang menghukumnya," imbuh ibu yang tetap tenang meski didera sakit di kaki dan pundaknya itu.***

0 comments:

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]