Monday, April 30, 2007

Presiden SBY: Selesaikan Masalah Poso dengan Cinta dan Kasih Sayang

Palu - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan bersungguh-sungguh ikut memperbaiki kondisi Poso akibat konflik berkepanjangan. Presiden merasa ikut bertanggungjawab untuk itu, karena selama tiga tahun berturut-turut, ketika masih menjabat sebagai Menkopolkam, dirinya aktif untuk ikut mendorong perdamaian di Poso.

"Kalau bisa bernostalgia, saya mau mengingat kembali masa lalu. Ketika tahun 2001 sampai 2003, saya bolak-balik Palu Poso melalalui jalan darat. Bahkan suatu ketika di bulan Ramadhan, saya terpaksa berbuka puasa pukul 10 malam," kata Presiden Yudhoyono ketika berbicara dalam acara peluncuran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Lapangan Vatulemo, Palu, Senin (30/4) siang.

Menurut Presiden Yudhoyono, saat ini kondisi Poso sudah mulai membaik dan diharapkan agar semua pihak dapat terus menerus menjaga situasi itu agar tidak lagi kembali ke peristiwa masa lalu.

Presiden mengingatkan, jika terjadi setiap masalah maka semuanya harus diselesaikan dengan penuh cinta dan kasih sayang. "Setiap masalah akan dapat diselesaikan dengan baik, jika dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Maka mari kita pelihar kondisi itu," kata Presiden Yudhoyono.

Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono berjanji untuk terus mendorong perbaikan (rehabilitasi dan rekonstruksi) Poso pasca konflik itu. Agar siatuasi yang sudah membaik itu dapat terjaga dengan baik.

Lantara itu, Presiden Yudhoyono meminta kepada Menko Kesra, Aburizal Bakri, yang dibantu Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliudju dan Bupati Poso, Piet Inkiriwang, agar segera menyusun program-program penting untuk perbaikan Poso itu.

"Saya minta agar Menko Kesra dibantu gubernur dan bupati agar secepatnya menyusun program itu. Saya janji, insya Allah saya akan membantu sekuat tenaga saya," tegas Presiden Yudhoyono.

Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu sebagai jawaban atas permintaan Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliudju. Gubernur mengatakan, pemerintah dan masyarakat di daerahnya sangat berharap agar Presiden dapat mengeluarkan satu aturan yang tegas untuk membantu Poso pasca konflik yang terjadi sejak sembilan tahun silam itu.

Akibat konflik berdarah yang terjadi sejak tahun 1998 itu, tercatat sedkiitnya 2000 orang baik muslim maupun Kristen yang tewas. Belum lagi adanya kerugian material maupun mental masyarakat. Jarak dari Palu---ibukota Provinsi Sulawesi Tengah--- ke Poso sejauh 250 kilometer yang ditempuh dengan perjalanan darat selama antara empat hingga lima jam. ***

Tuesday, April 17, 2007

Aburizal: TNI Jamin Kedatangan Presiden di Poso

Palu – Pasca ledakan bom di Poso pada Sabtu (14/4) lalu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie mengatakan tidak ada masalah karena ada jaminan keamanan dari pihak korem 132 Tadulako dan Polda Sulawesi Tengah atas kunjungan Presiden RI Susilo bambang Yudoyono ke Palu dan Poso pada akhir April ini.

“Saya sudah mendapat jaminan dari Kapolda dan Kasrem bahwa situasi keamanan di Poso maupun Palu cukup kondusif ,” demikian dikatakan Aburizal Bakrie saat menggelar pertemuan dengan Bupati se Sulawesi Tengah, Senin (16/4) siang kemarin di Tanjung Karang Room Palu Golden Hotel, Palu, Sulawesi Tengah.

Sementara itu, Selasa (17/4), Aburizal Bakri bersama rombongan berangkat ke Poso, Sulawesi Tengah. Kunjungan Menko Kesra di daerah bekas konflik itu untuk melihat bagaimana kemungkinannya Presiden Susilo Bambang Yudoyono dapat meninjau pembangunan di daerah Sulawesi Tengah.

Aburizal mengatakan rencana kunjungan presiden di Poso pada akhir April ini diharapkan bisa meletakan batu pertama bagi pesantren modern di Poso dproyek pembangunan di Palu seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan Jembatan Palu IV.***

Monday, April 16, 2007

Pasca Ledakan Bom, UN di Poso dijaga Ketat Polisi

Poso - Pelaksanaan Ujian Nasional, Selasa (17/4) di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah mendapat pengamanan ekstra dari polisi. Menyusul ledakan bom yang terjadi di Kasiguncu dan Mapane, Poso Pesisir tiga hari lalu.

Untuk mengantisipasi gangguan keamanan saat pelaksanaan ujian, ratusan personil dari polres poso terlihat berjaga-jaga di tiap sekolah yang tengah melaksanakan ujian akhir. Tiap sekolah dijaga sebanyak enam personil polri. Pengamanan bukan hanya difokuskan di Poso Kota tapi juga beberapa kecamatan di Kabupten Poso.

Sebanyak dua ribu siswa siswi SMU se-Kabupaten Poso mengikuti Ujian Nasional. Meski secara umum aman namun pelaksanaan ujian nasional sempat terganggu dengan adanya kekurangan lembar soal dan jawaban untuk peserta ujian. Di SMU Negeri 3 misalnya, puluhan siswa terpaksa menggunakan soal dan lembar jawaband ari hasil copyan.

Menurut Kepala Sekolah SMU Negeri 3 Poso Dra Ratna, kekurangan soal dan lembaran jawaban untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia ini bukan karena bocor atau hilang melainkan jumlah soal dan lembaran jawaban yang dikirim dari pusat kurang. Kekurangan lembar soal dan jawaban ini dialami hampir seluruh SMU di Poso.

“Kita menjamin tidak ada kebocoran soal dan lembar jawaban yang jatuh ke tangan siswa sebelum pelaksanaan ujian dimulai, karena untuk menggandakan soal dan lembar jawaban ini dijaga ketat oleh polisi,” kata Ratna.

Berbeda dengan di Poso, di Palu, Sulawesi Tengah hari pertama Ujian Nasional berjalan dengan lancar. Tidak tampak pengamanan yang mencolok. Sebanyak 1.761 peserta ujian nasional ini di kota palu ini di laksanakan di sebelas sekolah di Kota Palu.***

Sunday, April 15, 2007

Dokter Cilik Sembuhkan Pasien dengan Doa “Bapa Kami di Surga”

Palu – Namanya Selvin Bungge. Usianya baru 8 tahun. Ia bocah perempuan ajaib yang kini digelari dokter cilik oleh masyarakat Poso, Sulawesi Tengah. Pasalnya, ia dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, termasuk kebutaan dan kelumpuhan. Tersiar kabar dia mengobati orang hanya dengan doa “Bapa Kami di Surga” dan lagu “Allah Kuasa Melakukan Segala Perkara”.

Dokter cilik ini tinggal bersama orang tuanya di Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, sekitar 120 kilometer dari Poso. Ia masih menjadi murid kelas 2 SDN Meko dan murid sekolah minggu GKST El Shaday Meko. Sekolah minggu ini milik ayahnya. Selvin yang beragama Kristen Protestan ini dikenal sebagai bocah perempuan yang rajin beribadah.

Sayang sampai sekarang bagaimana proses pengobatan dokter cilik ini masihlah tanda tanda tanya besar, sebab para wartawan cetak maupun elektronik dilarang untuk mengambil potret, gambar maupun wawancaranya. Kata orang tuanya, itu sesuai pesan Selvin, sebab ia takut berkah yang diberikan Tuhan padanya akan hilang.

Sejak Januari 2007 lalu, di buku tamunya, pasien dan tamu yang berdatangan tidak kurang dari delapan ribu orang. Sementara ratusan lainnya masih terus menunggu giliran pengobatan yang hanya digelar dua hari dalam seminggu yakni Senin dan Jumat. Bagi yang masih menunggu giliran, mereka rela tinggal di tenda-tenda, balai desa maupun rumah-rumah penduduk di dekat tempat tinggal Selvin.

Beragam penyakit bisa disembuhkan mulai dari penyakit ringan asma hingga penyakit berat semisal stroke. Tapi tidak semua orang yang datang akan dilayani oleh Selvin. Kadangkala ia meminta agar mereka kembali saja ke rumahnya dan segera bertobat pada Allah.

Apakah dia dibayar untuk jasa pengobatannya yang terbilang luar biasa itu? Ternyata tidak. Ia selalu menolak. Pernah ada orang yang disembuhkan lalu memberinya uang jutaan rupiah, namun uang itu ditampiknya. Ia hanya mengambil Rp 1000.

“Ini saya ambil seribu untuk sumbangan gereja,” kata Selvi seperti yang ditirukan oleh ayahnya.

Pendeta Rinaldy Damanik, anggota Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah mengakui kabar tentang kehebatan Selvin. Ia mengakui bahwa memang ada orang buta dan orang lumpuh yang disembuhkan oleh dokter cilik ini.

Sampai kini, praktik pengobatan Selvin ini masih terus berlangsung. Warga yang datang meminta untuk diobati oleh Selvi tidak hanya dari Sulawesi Tengah, tapi juga Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Kekuasaan Tuhan memang ditunjukkanNya di mana-mana yang Dia inginkan.***

Dua Bom Guncang Kota Poso Lagi

Poso - Kepala Kepolisian Resor Poso AKBP Ademi Mohan Dg Pabali menyatakan bahwa pelaku peledakan bom Sabtu (15/4) malam lalu di Kasiguncu, Poso Pesisir Utara adalah kelompok lama yang sudah diidentifikasi Polisi. Mereka tidak menginginkan situasi berlangsung kondusif di Poso. Bom meledak menjelang kedatangan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie ke Palu dan Poso.

Seperti diketahui, warga Kasiguncu, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah terusik lagi ketenangannya setelah dua bom kembali meledak, Minggu (15/4) malam sekitar pukul 19.45 Waktu Indonesia Tengah (WITA) di depan rumah Yohannes Puti, warga setempat. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat ledakan itu.

Sawaliah (50), warga setempat mengatakan bahwa mereka tidak sempat melihat siapa yang meledakkan bom. Ia hanya sempat mengintip keluar setelah sebuah ledakan keras terjadi.

"Waktu itu warga kebanyakan sudah di dalam rumah. Jadi tidak ada yang melihat siapa yang menaruh bom itu. Warga baru kaget setelah terdengar ledakan keras," kata Sawaliah.

Setelah mendapat laporan dari pos kepolisian setempat, tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Satuan Brimob Polda Sulteng langsung tiba di lokasi. Jihandak langsung memasang police line dan melakukan penyisiran di lokasi. Namun tidak ditemukan adanya bom lain.

Laboratorium forensik Polda Sulteng yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) menemukan sejumlah barang bukti yang dipastikan sebagai bagian bom. Barang bukti yang ditemukan itu berupa chasing bom dari pipa paralon, lakban, dan paku-paku.

Kepala Kepolisian Resor Poso AKBP Ademi Mohan Daeng Sibali membenarkan adanya lagi kejadian peledakan bom tersebut.

"Saat ini tim forensik sudah melakukan olah TKP dan kami juga masih menyelidiki pelaku serta motif peledakan bom ini" kata Ademi.

Dari penyelidikan sementara, bom yang meledak ini serupa dengan bom-bom yang meledak sebelum di Poso. Kelompok mereka pun sudah teridentifikasi oleh Kepolisian.

"Kami menduga ini ulah kelompok lama dari material atau bagian-bagian bom yang diselidiki oleh tim Jihandak," sambung Ademi.

Kapolda Sulteng Brigjen Badrodin Haiti juga menyatakan hal serupa. Ia mengatakan bahwa ada kelompok yang tidak ingin melihat kondisi di Poso makin kondusif.***

Friday, April 13, 2007

Dokter Cilik Sembuhkan Pasien dengan Doa “Bapa Kami di Surga”

Palu – Namanya Selvin Bungge. Usianya baru 8 tahun. Ia bocah perempuan ajaib yang kini digelari dokter cilik oleh masyarakat Poso, Sulawesi Tengah. Pasalnya, ia dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, termasuk kebutaan dan kelumpuhan. Tersiar kabar dia mengobati orang hanya dengan doa “Bapa Kami di Surga” dan lagu “Allah Kuasa Melakukan Segala Perkara”.

Dokter cilik ini tinggal bersama orang tuanya di Desa Meko, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, sekitar 120 kilometer dari Poso. Ia masih menjadi murid kelas 2 SDN Meko dan murid sekolah minggu GKST El Shaday Meko. Sekolah minggu ini milik ayahnya. Selvin yang beragama Kristen Protestan ini dikenal sebagai bocah perempuan yang rajin beribadah.

Sayang sampai sekarang bagaimana proses pengobatan dokter cilik ini masihlah tanda tanda tanya besar, sebab para wartawan cetak maupun elektronik dilarang untuk mengambil potret, gambar maupun wawancaranya. Kata orang tuanya, itu sesuai pesan Selvin, sebab ia takut berkah yang diberikan Tuhan padanya akan hilang.

Sejak Januari 2007 lalu, di buku tamunya, pasien dan tamu yang berdatangan tidak kurang dari delapan ribu orang. Sementara ratusan lainnya masih terus menunggu giliran pengobatan yang hanya digelar dua hari dalam seminggu yakni Senin dan Jumat.
Bagi yang masih menunggu giliran, mereka rela tinggal di tenda-tenda, balai desa maupun rumah-rumah penduduk di dekat tempat tinggal Selvin.

Beragam penyakit bisa disembuhkan mulai dari penyakit ringan asma hingga penyakit berat semisal stroke. Tapi tidak semua orang yang datang akan dilayani oleh Selvin. Kadangkala ia meminta agar mereka kembali saja ke rumahnya dan segera bertobat pada Allah.

Apakah dia dibayar untuk jasa pengobatannya yang terbilang luar biasa itu? Ternyata tidak. Ia selalu menolak. Pernah ada orang yang disembuhkan lalu memberinya uang jutaan rupiah, namun uang itu ditampiknya. Ia hanya mengambil Rp 1000.

“Ini saya ambil seribu untuk sumbangan gereja,” kata Selvi seperti yang ditirukan oleh ayahnya.

Pendeta Rinaldy Damanik, anggota Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah mengakui kabar tentang kehebatan Selvin. Ia mengakui bahwa memang ada orang buta dan orang lumpuh yang disembuhkan oleh dokter cilik ini.

Sampai kini, praktik pengobatan Selvin ini masih terus berlangsung. Warga yang datang meminta untuk diobati oleh Selvi tidak hanya dari Sulawesi Tengah, tapi juga Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Kekuasaan Tuhan memang ditunjukkanNya di mana-mana yang Dia inginkan.***

Wednesday, April 11, 2007

Struktur Baru Jamaah Islamiyah

Meski banyak anggotanya yang tertangkap, Jamaah Islamiyah(JI) masih eksis. Penangkapan tujuh tersangka teroris kelompok Abu Dujana di Sleman, Yogyakarta (20/03/2007) lalu, mengungkap struktur baru organisasi itu.

Struktur tersebut digambarkan dalam sebuah bagan yang termuat dalam rilis pers Divisi Humas Mabes Polri.

Struktur JI yang baru bernama Askari Syariah/Qoriyah Al-Jamaah Al-Islamiyah. Struktur baru ini dipimpin oleh seorang Qoryah atau disebut juga sebagai Kabid Sariyah (Qoid Sariyah).

Qoryah dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang Katib, yang bertindak
sebagai sekretaris, dan Khozin yang bertindak sebagai bendahara. Qoryah juga dibantu oleh Majid Sariyah atau disebut juga sebagai Majlis Idaroh Sariyah. Qoryah membawahi Ishobah.

Bagan struktur JI ini, dari informasi Polisi difoto kopi oleh Abu Dujana dan kemudian dibagikan kepada anggota jamaah yang terstruktur saja. Tidak dibagikan kepada anggota yang tidak terstruktur, karena sifatnya rahasia.

Namun, hingga kini polisi belum mengetahui posisi Abu Dujana di struktur JI yang baru itu.***

Friday, April 06, 2007

Misa Jumat Agung di Palu Aman tanpa Teror Bom

Palu - Misa Jumat Agung di Gereja Katolik, Santa Maria, Palu, Sulawesi tengah berjalan aman dan khidmat. Jemaat terlihat lebih tenang tanpa dibayang-bayangi oleh ancaman berupa teror maupun peledakan bom seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Polisi yang ketat berjaga serta memakai metal detector pun tak ada lagi.

Ratusan Jemaat Gereja Katolik Santa Maria, Jumat (6/4) sore mengikuti misa Jumat Agung dengan tenang dan khidmat. Ratusan jemaat tersebut tampak lebih tenang daripada tahun-tahun sebelumnya. Misa Jumat Agung kali ini tidak lagi mendapat pengamanan ekstra ketat dari aparat Kepolisian Resor Kota Palu seperti tahun-tahun sebelumnya.

Prosesi Misa Jumat Agung ini dipimpin Pastor Melky Toreh dari Kepastoran Palu. Pastor Melky menyampaikan kepada jemaat pentingnya memelihara cinta kasih antarsesama umat manusia seperti yang dicontohkan Jesus Kristus.

Usai khutbah dan menyanyikan kidung misa jumat agung prosesi ibadah dilanjutkan dengan mencium salib Yesus Kristus. Satu demi satu jemaat dari anak-anak hingga orang tua memberikan derma kemudian mencium salib Yesus Kristus.

Para jemaat terlihat tidak lagi khawatir adanya ancaman bom seperti tahun-tahun sebelumnya, seperti yang diungkapkan John Husnufam, salah seorang jemaat.

“Misa jumat agung tahun ini benar-benar berlangsung dalam suasana aman dan damai. Kita berharap tidak akan ada lagi kejadian apapun di Sulawesi Tengah setelah ini,” kata dia. ***

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]