Tuesday, January 16, 2007

Pemilik Senjata Illegal akan Ditembak Mati

Poso – Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah segera mengeluarkan maklumat tembak di tempat bagi warga Poso yang memiliki senjata tanpa kewenangan. Pernyataan ini disampaikan Kapolda Sulteng Brigadir Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyusul baku tembak antara kelompok mujahiddin dengan anggota Brimob, Senin (15/1) sore hingga Selasa (16/1) dinihari tadi.

Kapolda Badrodin menyatakan keprihatinannya atas masih banyaknya senjata-senjata api baik rakitan maupun organik yang dimiliki oleh warga Poso yang memicu aksi-aksi kekerasan bersenjata. Padahal selama ini, pihak kepolisian sudah mengimbau warga Poso untuk menyerahkan senjata api, amunisi dan bahan peledak yang mereka miliki secara illegal.

Hal itu dimaksudkan untuk memperkecil aksi kekerasan di Poso dan juga memperkecil ruang gerak bagi pelaku terorisme. Selama ini dari penyitaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, warga Poso diketahui memiliki senjata api rakitan dan organik dari berbagai jenis, semisal M-16, SKS, Senapan Serbu dan US Thompson.

Dari penyelusuran intelijen jalur masuknya senjata-senjata illegal itu ke Poso selain dari dalam negeri juga didapat dari Philipina. Diduga senjata-senjata itu dipasok oleh militan Moro didistribusi ke Poso melalui Sangir Talaud, Bitung, Manado di Sulawesi Utara lalu melalui jalur Pantai Utara Parigi Moutong hingga ke Poso, Sulawesi Tengah.

Badrodin menyatakan pula bahwa sebagian pelaku terorisme di Poso adalah lulusan Akademi Militer Afganistan. Sebagian besar di antara mereka berasal dari luar Poso dan Sulawesi.

“Mereka ini yang kita identifikasi memprovokasi warga Poso untuk melawan hukum, melakukan peledakan bom dan penembakan-penembakan,” demikian Badrodin.

Sementara terkait dengan Ustad Ryan alias Santoso yang tertembak mati pada Kamis (11/1) lalu dalam penyergapan DPO Mabes Polri di Jalan Pulau Jawa II, Poso, Ia menyatakan bahwa korban adalah salah seorang pentolan Jamaah Islamiyah. Ustadz Ryan pernah memerintahkan untuk membuat 15 bom yang akan diledakkan di Poso. Pada saat penyergapan Kamis lalu, ia pun terlihat memegang dan akan melemparkan bom, karenanya ia ditembak.***

1 comments:

Unknown said...

Salam damai,

Saya setuju dengan upaya mengamankan poso dengan menarik semua senjata yang beredar di tangan orang yang tidak berhak. Tapi saya kira juga perlu upaya serius dari POLRI utuk mengungkap peredaran senjata di Poso.

Jika benar intelijen memiliki data dan infromasi soal pemasokan senjata dari Moro, mengapa tidak bisa diungkap lebih terbuka dan dihentikan?

Jika kita mencermati perdagangan senjata ilegal selama ini, bukankah beberapa kasus penyelundupan senjata ini terorganisir dan juga melibatkan mantan elit militer, seperti yang pernah tertangkap di Amerika?

Juga bagaimana dengan ditemukannya sejumlah senjata api di tangan alm. Kusmayadi? apakah tidak mungkin bahwa senjata-senjata yang beredar di Poso juga berasal dari sini?

Untuk mengungkap itu semua, maka (sekali lagi) harus ada upaya yang serius dan terbuka dari Polri untuk menelusuri dan mengungkap perdagangan senjata ilegal ini, karena tidak menutup kemungkinan ini juga di pasok ke daerah2 konflik seperti Poso dan Ambon. Karena banyak senjata di tangan orang yang tidak berhak di Poso juga adalah senjata-senjata yang semestinya hanya dimiliki oleh aparat keamanan.

Salam,

Aristan

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]