Saturday, January 13, 2007

Buntut Penyergapan Teroris, Seorang Polisi Tewas Dikeroyok

Poso – Jenazah Brigadir Polisi Satu Dedi Henra, Jumat (12/1/2006) pukul 07.15 WITA pagi ini diberangkat ke Jakarta dari Bandara Mutiara Palu dengan menumpang pesawat milik maskapai penerbangan Lion Air. Briptu Dedi adalah korban pengeroyokan ratusan warga di Lawanga, Poso Kota, Sulawesi Tengah.

Nasib Brigadir Polisi Satu Dedi Hendra (21) memang malang . Ia tewas dengan luka-luka di kepala akibat dikeroyok warga yang mengantar jenazah Ustadz Ryan ke Pemakaman Islam Lawanga, Poso Kota, Sulawesi Tengah, Kamis (11/1/2006) sekitar pukul 12.00 WITA. Ustadz Ryan sendiri adalah warga yang menjadi korban salah tembak tim Detasemen Khusus 88 Antiteror yang melakukan penyergapan di Jalan Pulau Jawa II, Kelurahan Gebangrejo, Poso Kota Kamis pagi kemarin.

Saat itu Dedi bersama kekasihnya mengendarai motor Yamaha RX King dari arah Kelurahan Tegalrejo kea rah Lawanga, Poso Kota. Tak dinyana, ia berpapasan dengan ratusan warga yang mengantar jenazah Ustad Ryan. Meski berpakaian preman, warga mengenali Dedi dari sepeda motor dinas Polri yang dikendarainya. Ia pun menjadi sasaran kemarahan warga. Ia dikeroyok ratusan warga hingga tewas di tempat kejadian.

Aksi ini merupakan buntut dari penyergapan di rumah Basri, salah seorang buronan kasus terorisme di Poso. Saat itu, Polisi salah tembak. Ustadz Ryan yang berada di sekitar lokasi kejadian sebelumnya sudah dilarang untuk mendekati tempat itu, namun ia keluar. Akhirnya ia pun tewas tertembak. Nah, warga yang marah itulah yang kemudian mengeroyok Dedi.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Badroddin Haiti menyatakan sampai saat ini belum ada satu pun yang diperiksa terkait pengeroyokan yang menewaskan anggota Polres Poso tersebut.

“Namun, kami sudah mengidentifikasi kelompok mereka. Kita masih akan melakukan penyelidikan terkait hal itu,” kata Badrodin.

Tentu saja, Dedi tidak akan pernah menyangka nasibnya akan seburuk itu. Ia baru bertugas delapan bulan lamanya di Poso. Ia sebelumnya ditugaskan di Kepolisian Daerah Jawa Barat. Mereka sebelumnya dikirim sebagai personil Bawah Kendali Operasi (BKO) Polres Poso. Saat itu, Kapolda Sulteng Brigjen Oegroseno berencana membentuk Kepolisian Resor Khusus di Poso. Namun sebelum Polresus terbentuk mereka ditempatkan di sejumlah pos kepolisian masyarakat (polmas).

Jumat pagi pukul 07.15 WITA, jenazah Dedi diterbangkan dengan menumpang pesawat komersil Lion Air menuju Bandara Cengkareng dan selanjutnya akan dibawa ke rumah duka di tanah kelahirannya di Garut, Jawa Barat.

Akibat kejadian itu, Kapolda Badrodin langsung memerintahkan penarikan seluruh anggota Polmas dari sekitar 60 pos di seluruh wilayah Kota Poso untuk menghindari bentrokan serupa.***

0 comments:

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]