Wednesday, August 02, 2006

Densus 88 Kejar Tersangka Mutilasi 3 Siswi SMU Poso

Palu – Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia saat ini tengah mengejar BSR, seorang lelaki asal Poso, Sulawesi Tengah. Lelaki itu diduga sebagai tersangka pelaku mutilasi tiga siswi Sekolah Menengah Umum Kristen Gereja Kristen Sulawesi Tengah di Poso pada Sabtu (29/10/2005) tahun silam lalu.

Lelaki berinisial BSR itu diketahui dari pengakuan Hasanudin, Haristo, dan Irwanto Irano, tiga tersangka lainnya yang kini ditahan di Mabes Polri sejak Mei 2006 lalu. Menurut mereka, BSR adalah salah seorang eksekutor dalam aksi mutilasi yang menewaskan Alvita Polowiwi (19), Yusriani Sampoe (15) dan Theresia Morangke (16).

Berdasarkan keterangan ketiga orang yang ditangkap di Tolitoli, Sulawesi Tengah pada Mei 2006 lalu itu, Densus kemudian memburu BSR ke Poso, Sulawesi Tengah.

Tim yang dipimpin oleh Wakil Kepala Intelejen dan Keamanan Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Azikin itu, saat ini sudah berusaha mendekati sejumlah tokoh agama di Poso, semisal Ustadz Mohammad Adnan Arsal. Ustad Adnan selama ini memang dikenal sebagai tokoh sentral yang memiliki keterkaitan dengan sejumlah tersangka aksi kekerasan di Poso semisal ketiga orang tadi serta juga Ipong dan Yusuf yang kini perkaranya tengah diadili di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Itu karena Ustads Adnan adalah pimpinan Pondok Pesantren Amanah yang terkenal di Poso pasca kerusuhan Poso tahun 2000. Pada beberapa kesempatan Ustadz Adnan mengakui mengenal para tersangka itu secara pribadi.

“Karena saya yang mendidik mereka pengetahuan agama. Tapi saya tidak mengajarkan mereka tentang kekerasan dan sebagainya,” ungkap Adnan.

Nah, karenanya tim Densus 88 terus berusaha mendekati Adnan agar BSR dapat menyerahkan diri secara sukarela, sebelum diambil tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku.

Namun, tidak ada satu pun perwira dari Polda Sulteng dan Densus 88 mau memberikan keterangan resmi atas soal ini. Hanya saja, sumber koran ini di Polda Sulteng dan Densus 88 sudah menyatakan bahwa jika proses negosiasi gagal, mereka akan mengambil tindakan repressif.

“Kami sudah mengupayakan pendekatan kekeluargaan agar mereka bisa menyerahkan BSR kepada kami. Kalau upaya ini gagal, kami harus mencari cara lain,” sebut sumber itu.

Untuk diketahui, saat ini, untuk memasuki kompleks Pesantren Alamanah, Tanah Runtuh, Kelurahan Gebang Redjo, Poso Kota kita harus mengantongi izin dari Ustadz Adnan Arsal.

Beberapa wartawan sempat lolos dan melakukan peliputan namun beberapa lainnya harus pulang menggigit jari, karena ketatnya pengawasan.

Dari penelusuran, ternyata pesantren yang disamakan Wakil Presiden Yusuf Kalla dengan pesantren Al Islam Ngruki, Jawa Tengah, ini berisi 16 santri putri, 47 santri anak-anak seusia taman kanak-kanak dan 65 orang santri putra seusia anak-anak sekolah menengah pertama alias abege.

Pesantren ini didirikan tanggal 4 Mei 2001 untuk menampung mantan santri Pesantren Walisongo, di Kilo 9 Lage, Poso, yang dibakar dan sekitar 200 santrinya dibunuh para perusuh dalam konflik Poso Mei 2000.

Saat ini, pesantren Amanah berdiri di dua lokasi berbeda. Pesantren Amanah di Tanah Runtuh menjadi tempat belajar 16 santri putri dan 47 santri anak-anak seusia taman kanak-kana. Lalu yang satu lagi di Landangan, Poso Pesisir yang menjadi tempat belajar 65 santri putra.

Tidak ada kegiatan lain yang mencolok dari para santri kecuali belajar agama. Pengajaran agamanya disesuaikan dengan kurikulum nasional. Adapun pengajian kitab kuning dilaksanakan di luar jadwal jam pelajaran sekolah.

Memang kini pesantren itu terkesan tertutup dari orang luar. Itu terjadi lantaran setiap peristiwa kekerasan terjadi di Poso, pesantren ini selalu menjadi sasaran penggeledahan polisi. Makanya, mereka terkesan sangat berhati-hati menerima tamu. Sebab polisi yang biasa datang selain memakai seragam juga ada yang tidak.***

0 comments:

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]