Thursday, August 10, 2006

Keluarga Terpidana Mati Tetap Menolak Eksekusi

Tibo Minta Dipertemukan dengan Wartawan

Image Hosted by ImageShack.us

Palu - Robertus Tibo, Putra sulung Fabianus Tibo, salah seorah terpidana mati Kasus Poso, Kamis (10/8/2006) menemui ayahnya di Lembaga Pemasyarakatan Klas 2 A, Palu, Sulawesi Tengah.

Robertus ditemani Ibunya Nurmin Kasiala dan sejumlah anggota keluarganya yang lain. Mereka tiba di Lapas Palu sekitar pukul 10:30 Waktu Indonesia Tengah. Sesampainya di Lapas, sekitar 15 menit mereka mengurus izin menjenguk pada petugas Lapas di loket yang telah disediakan. Usai itu para keluarga dekat Fabianus Tibo langsung memasuki Lapas yang kini makin ketat pengamanannya.

Selain itu, Penasehat Hukum dari Padma Indonesia, Steyvanus Roy Rening juga terlihat menemani keluarga terdekat Tibo ini.

Sesaat sebelum masuk ke Lapas, Robertus kembali menegaskan sikap keluarga mereka. "Sejak proses awal, kami melihat banyak ketidakadilan dalam peradilan atas bapak kami, Om Domi dan Rinus. Karenanya kami sekeluarga menyatakan menolak eksekusi ini," kata Robertus, tandas.

Nurmin Kasiala, istri Tibo pun menyatakan hal serupa. Menurutnya, suami tercinta itu hanyalah dijadikan korban. "Kami berharap agar Presiden bisa mendengar permintaan kami agar eksekusi bapak ditunda," ujar Nurmin, memelas.

Tujuh Jam yang Berharga
Tujuh jam lamanya pertemuan keluarga ini berlangsung di dalam ruangan Kepala Lapas Palu. Para wartawan sama sekali tidak diperbolehkan mengambil gambar, apalagi untuk mewancarai Tibo. Beruntung melalui hubungan telepon seluler milik kuasa hukumnya, Fabianus Tibo sempat menyapa wartawan. Ia berharap bisa menggelar konferensi pers bersama wartawan sebelum ia dieksekusi.

Seperti yang disampaikannya berkali-kali, Tibo menyatakan bahwa mereka tidak bersalah dan ada banyak orang yang mesti bertanggungjawab atas kerusuhan Poso.

"Bukan hanya kami bertiga yang harus dikorbankan," demikian Tibo.

Pesan Terakhir
Steyvanus Roy Rening setelah pertemuan itu menyampaikan beberapa pesan terakhir ketiga terpidana mati Poso, Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu.

"Fabianus Tibo meminta agar diberi kesempatan bertemu wartawan. Tibo ingin menyampaikan beberapa hal kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui wartawan," ujar Roy.

Disambung oleh Roy bahwa Dominggus dan Marinus juga meminta beberapa hal.

"Dominggus dan Marinus meminta agar jenazahnya dimakamkan di Flores, di kampung halamannya. Sementara Tibo, sesuai permintaan keluarga akan dimakamkan di Beteleme, Morowali, " sebut Roy.

Khusus kepada Robertus, Tibo berpesan agar ia menjaga keluarga. Meski dengan perasaan sedih, Robertus mengaku menyahuti permintaan ayahnya itu.

Apa yang akan terjadi pada Sabtu (12/8/2006) pukul 00:15 Waktu Indonesia Tengah (Wita) nanti? Kita tunggu saja keajaiban Tuhan.

Gelombang Protes
Sementara itu, gelombang protes menolak eksekusi atas tiga terpidana mati Poso itu terus berlangsung. Kamis (10/8/2006) siang, sejumlah aktivis pemuda dan pastor dari Keuskupan dan Paroki Palu, Sulawesi Tengah mendatangi Kantor Kejaksaan Tinggi, Sulteng. Mereka mendesak agar eksekusi mati tersebut dibatalkan.

"Hanya Tuhan yang berhak mencabut nyawa seseorang," teriak para demonstran.

Sayang, tidak ada satu pun pejabat Kejaksaan yang mau menerima mereka, sampai membubarkan diri.

Lalu, Kamis (10/8/2006) sore aktivis Koalisi Masyarakat Antihukuman Mati (Koma) menggelar demonstrasi di Bundaran Hasanuddin I, Palu, Sulawesi Tengah.

Namun, meski gelombang protes terus berdatangan, tampaknya Kejaksaan tetap bersikukuh mengeksekusi Tibo cs.***

0 comments:

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]