Friday, August 11, 2006

Dan Eksekusi Tibo Cs pun Ditunda

Image Hosted by ImageShack.usImage Hosted by ImageShack.us
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Sutanto, di Kantor Kepresidenan di Jalan Medan Merdeka Utara menyampaikan bahwa eksekusi atas tiga terpidana mati Poso Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu ditunda. Penundaan itu dijadwalkan hingga tiga hari pasca peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus mendatang.

Jumat (11/8/2006). Kesibukan luar biasa terlihat di Kejaksaan negeri Palu, Sulawesi Tengah. Para jaksa telihat berkumpul. Beberapa mobil juga terlihat di parker. Sebuah mobil minibus dengan nomo Polisi DN 7401 A begtu menarik perhatian. Di dalam mobil milik Kejari Palu itu terlihat tiga peti mati dan sejumlah perlatan lain, semisal tali nilon.

Ya, tiga peti mati itu dipersiapkan untuk jenazah tiga terpidana mati Poso yang akan dieksekusi di depan regu tembak Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah. Dijadwakan, eksekusi mati atas ketiga lelaki asal Flores, Nusa Tenggara Timur itu akan dilakukan Sabtu (12/8/2006) pukul 00:15 WITA.

Malam terasa merangkak pelahan. Bulan penuh rupanya menghias langit. Jarum jam terus beputar. Waktu sudah menunjukkan pukul 23:00 WITA saat tiba-tiba mobil pengangkut peti jenazah itu bergerak melesat laju. Para wartawan pun memburunya hingga ke Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.

Ternyata, sampai waktu menunjukkan pukul 00:00 WITA, belum ada tanda-tanda tim eksekutor akan segera menjemput Tibo Cs di Lembaga Pemasyarakatan Klas 2 A, Palu.

“Eksekusi ditunda. Lihat saja tinggal 15 menit waktu tersisa dari jadwal yang ada,” demikian celetukan Amran Nawir Amier, wartawan TV7 yang sejak awal mengikuti proses persiapan eksekusi di Kejari Palu dan Kejati Sulteng.

Adapun Kepala Kejari Palu M Basri Akib, ditemani Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Penerangan Hukum Kejati Sulteng Hasman AH terlihat berdiam diri dalam ruangan.

Tiba-tiba dari Jakarta berhembus kabar, eksekusi atas Tibo cs ditunda. Suasana pun berubah senyap sejenak, sampai tiba-tiba Basri meminta Hasman menghubungi Humas Kejagung di Jakarta untuk menanyakan kebenaran kabar itu.

“Ya, memang benar bahwa eksekusi ditunda sampai tiga pasca Proklamasi RI,” kata Basri sesudahnya.

Sementara itu, tersiar kabar penundaan itu terkait dengan permintaan pemimpin tertinggi umat Katolik Dunia Paus Benedictus XVI kepada Presiden SBY. Paus meminta agar Presiden SBY memberikan klemensi kepada Tibo cs dari hukuman mati menjadi hukuman seumur hidup.

Dai Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, sekitar 275 kilometer dari Palu, ribuan umat Kristiani memadati gereja-gereja setempat. Do’a pengharapan agar eksekusi atas Tibo cs dibatalkan, berubah menjadi do’a suka cita dan kesyukuran.

“Puji Tuhan. Tuhan mendengarkan doa kita semua. Terima kasih buat semuanya,” demikian Ketua Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah Pendeta Rinaldy Damanik menyatakan kegembiraannya.

Pastor Jimmy Tumbelaka dari Paroki Tentena pun menyatakan serupa. Pastor Jimmy yang merupakan pendamping rohani ketiga terpidana mati tersebut menyatakan bahwa penundaan itu disambut gembira oleh pihak keluarga.

“Mereka sangat bersukacita. Do’a dan harapan meeka dikabulkan Tuhan,” kata Jimmy.

Sudah tentu begitu pula halnya dengan Tibo, Domi dan Rinus.

Akankah permintaan Paus Benedictus XVI agar Presiden SBY memberikan mereka klemensi dikabulkan? Kita Tunggu saja.***

0 comments:

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]