Tuesday, October 31, 2006

Densus 88 Tangkap 15 Pelaku Aksi Terorisme, 29 Masih Buron

Poso – Kepolisian Republik Indonesia menyatakan telah menangkap 15 warga di Poso dan Palu, Sulawesi Tengah. Mereka terlibat dalam sejumlah aksi-aksi terorisme di kedua wilayah itu sejak tahun 2001-2006 ini. Mereka dinyatakan terlibat dalam 13 kasus besar berupa peledakan bom maupun penembakan misterius. Namun puluhan lainnya masih belum tertangkap dan dimasukan ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Hal ini disampaikan oleh Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Anton Bachrul Alam, Selasa malam (31/10/2006) di Kantor Kepolisian Resor Poso di Jalan Pulau Sumatera, Poso Kota.

Menurut Anton ke-15 orang itu terlibat dalam serangkaian aksi-aksi terorisme di Palu dan Poso, Sulawesi Tengah. Mereka terlibat dalam antara lain dalam peledakan bom di Pasar Sentral Poso yang menewaskan 4 orang, peledakan bom di Pasar Tentena yang menewaskan 22 orang, penembakan Pendeta Susianti Tinulele, peledakan bom di Gereja Immanuel Palu dan pembunuhan wartawan Poso Post I Wayan Sumariyase. Selain itu, Detasemen 88/Antiteror Mabes Polri dan Densus 88 Polda Sulteng masih mengejar 29 pelaku lagi dimasukan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Dua orang yang paling dicari-cari oleh Polisi adalah Basri dan Wiwin, mereka diduga terlibat Mutilasi 3 siswi SMU Kristen GKST Poso dan peledakan bom di Tentena pada 28 Mei 2004 lalu.

“Mereka ini berasal dari kelompok mujahiddin Tanah Runtuh, Poso dan kelompok Kayamanya atau kelompok Kompak,” kata Anton.

Mereka yang berasal dari Kelompok Tanah Runtuh adalah Hasanudin, Abdul Haris, Irwanto Iriano, Poniran alias Andi Ipong, Yusuf Asapa, Rahmat, Sudirman alais Opo. Sementara dari Kelompok Kayamanya adalah Fadli Barsalim alias Opo, Yusman Said alias Budi, Syakur, Farid Ma’ruf, Yusman Sahad, Iswandi Maraf, Rusli Tawil dan Ifet.

“Mereka itu ketika ditangkap memiliki senjata Revolver, M-16. UZI dan FN,” tambah Anton.

Khusus Hasanudin, Abdul Haris dan Irwanto Iriano dalam penyelidikan di Mabes Polri telah mengaku sebagai pelaku mutilasi 3 siswi SMU Kristen GKST Poso, Yarni Sambue, Alfita Polowiwi dan Theresia Morangke pada 29 Oktober 2005 silam. Saat ini sebagian besar mereka masih diperiksa intensif di Mabes Polri. Adapun Ipong dan Yusuf, pelaku pembunuhan I Wayan Sumariyase sudah pada tahapan pengadilan.

Sementara itu, terkait bentrok warga Tanah Runtuh dan Brimob sampai saat ini tim investigasi Kepolisian yang juga melibatkan Propam Mabes Polri telah memeriksa 6 orang anggota Brimob dan 6 orang warga.***

4 comments:

nebo said...

saya sangat tidak setuju dengan pernyataan oknum tertentu yang menuding POLRI arogansi

nebo said...

gayana jiiiiiiiiiiiiii, janganko balle2 fadlan

nebo said...

baik2kko irzal nah..................pallaka

Term Papers said...

Very nice write up. Easy to understand and straight to the point.

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]