Wednesday, October 18, 2006

Jejak Gembala Pencinta Damai

Pendeta Irianto Kongkoli, terlahir dengan nama lengkap Irianto Salemba Jaya Kongkoli di Poso pada 14 Maret 1963. Lahir dari ayahanda Almarhum L Kongkoli dan ibunda Almarhum Enci Marola. Pendeta yang akrab disapa Anton ini adalah anak kedua dari empat bersaudara.

Ia pergi meninggalkan seorang istri anggota Kepolisian Wanita (Polwan) Ajun Inspektur Polisi Satu Rita Kupa. Buah cintanya dengan Rita Kupa melahirkan tiga orang anak, Gemala Githa Faria (18) yang mengikuti jejak ayahnya menjadi dan kini tengah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Teologia (STT) Intim Makassar, Sulawesi Selatan, lalu Geraldi Dwi Risandi (16) dan yang terakhir Galatea Folika Kristata (4).

Pendeta pencinta damai ini menempuh pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar GKST 2 di Poso dari 1968-1974, lalu Sekolah Menengah Pertama negeri 1 POso pada 1974-1977. Setemat SMP ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Poso dari 1978-1981. Ia kemudian mengikuti gerak hatinya dengan memilih kuliah di di STT Intim makassar sejak 1981-1987. Kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan S-2 pada program pasca sarjana Universitar Kristen Duta Wacana (UKSW) Yogyakarta pada 1996-1998. Di sela-sela kuliahnya di UKSW ia berguru pula tentang Islam pada salah seorang Profesor di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Selepas kuliah ia lalu menjalani masa sebagai vikaris di Dewua, Poso Pesisir sejak 1987-1989. Sesudah menerima pengurapan ia kemudian menjadi gembala jemaat Kanaan di Dewua sejak 1089-1991. Lalu pada 1991-1994 ia menjadi gembala jemaat Immanuel Poso dan terakhir hingga akhir hayatnya ia menjadi gembala di Gereja Immanuel Palu.

Pada 1998-2001 ia dipercayakan pula menjadi dosen pada Sekolah Tinggi Teologia GKST di Tentena. Kemudian pada 2000 diangkat menjadi Ketua Sekolah Tinggi Marturia Palu. Almarhum Pendeta Irianto kemudian diberi kepercayaan lagi pada 1 November 2004 menjadi Sekretaris Umum Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah. Amanah itu mesti dijabatnya hingga November 2006 nanti, namun Tuhan berkehendak lain padanya.

Yang menarik, ketika gelombang reformasi menerjang Indonesia pasca lengsernya Soeharto, ia sempat menjadi Pengurus DPD PDI Perjuangan Sulawesi Tengah. Lalu sempat tertarik mengurusi Partai Kristen Indonesia (Parkindo) pada 2002.

Saat meledaknya kerusuhan Poso 2000 silam, ia menjadi koordinator pengungsi Poso untuk wilayah Palu dan sekitarnya.

Kini semua amalannya itu telah menjadi kenangan. Selamat jalan Pendeta pencinta damai. Sorga baka adalah buah jerih lelahmu.***

0 comments:

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]