Poso - Kallu (50) dan Halimah (35), pasangan suami-istri yang tinggal di Dusun Malelei, Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dilaporkan hilang sejak Rabu lalu. Sampai Sabtu (23/2), polisi dan warga setempat belum dapat menemukan Kallu dan Halimah yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu. Diduga, Kallu dan Halimah menjadi korban penganiyaan karena di dalam rumahnya ditemukan parang yang berlumuran darah.
Kejadian hilangnya pasangan suami istri ini dilaporkan oleh Sudirman (36), salah seorang warga Malelei.
Kepada Polisi Sudirman mengatakan, Rabu, sekitar pukul 08.00 Wita, ia berkunjung ke rumah Kallu. Namun, berkali-kali ia mengetok pintu dan memanggil-manggil nama suami istri itu, tidak ada jawaban dari dalam rumah. Karena merasa curiga, Sudirman akhirnya naik ke atas pintu rumah dan melihat rumah dalam keadaan kosong. Sehari-hari, orang yang tinggal dalam rumah memang hanya Kallu dan Halimah.
Setelah mengamati lebih lama, Sudirman melihat ceceran darah di atas lantai rumah. Kejadian itu langsung ia laporkan ke Kepolisian Resor Poso Pesisir. Namun, karena jauhnya dan beratnya medan antara Malelei dan ibukota Poso Pesisir, Sudirman baru tiba di Polsek Poso Pesisir pada Rabu malam.
Mendapat laporan itu, puluhan polisi yang dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Resor Poso Komisaris Minarto langsung menuju ke rumah Kallu. Di dalam rumah tersebut, selain ceceran darah di lantai, polisi menemukan enam buah parang, yang satu diantaranya berlumuran darah.
Minarto mengatakan, polisi belum dapat memastikan apakah Kallu dan Halimah adalah korban pembunuhan atau tidak. Namun, kuta indikasi jika pasangan suami-istri itu adalah korban penganiyaan. “Selama kami belum menemukan korban, sulit memastikan apa mereka korban pembunuhan atau tidak,” kata Minarto.***
Kejadian hilangnya pasangan suami istri ini dilaporkan oleh Sudirman (36), salah seorang warga Malelei.
Kepada Polisi Sudirman mengatakan, Rabu, sekitar pukul 08.00 Wita, ia berkunjung ke rumah Kallu. Namun, berkali-kali ia mengetok pintu dan memanggil-manggil nama suami istri itu, tidak ada jawaban dari dalam rumah. Karena merasa curiga, Sudirman akhirnya naik ke atas pintu rumah dan melihat rumah dalam keadaan kosong. Sehari-hari, orang yang tinggal dalam rumah memang hanya Kallu dan Halimah.
Setelah mengamati lebih lama, Sudirman melihat ceceran darah di atas lantai rumah. Kejadian itu langsung ia laporkan ke Kepolisian Resor Poso Pesisir. Namun, karena jauhnya dan beratnya medan antara Malelei dan ibukota Poso Pesisir, Sudirman baru tiba di Polsek Poso Pesisir pada Rabu malam.
Mendapat laporan itu, puluhan polisi yang dipimpin Wakil Kepala Kepolisian Resor Poso Komisaris Minarto langsung menuju ke rumah Kallu. Di dalam rumah tersebut, selain ceceran darah di lantai, polisi menemukan enam buah parang, yang satu diantaranya berlumuran darah.
Minarto mengatakan, polisi belum dapat memastikan apakah Kallu dan Halimah adalah korban pembunuhan atau tidak. Namun, kuta indikasi jika pasangan suami-istri itu adalah korban penganiyaan. “Selama kami belum menemukan korban, sulit memastikan apa mereka korban pembunuhan atau tidak,” kata Minarto.***