Palu - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji akan bersungguh-sungguh ikut memperbaiki kondisi Poso akibat konflik berkepanjangan. Presiden merasa ikut bertanggungjawab untuk itu, karena selama tiga tahun berturut-turut, ketika masih menjabat sebagai Menkopolkam, dirinya aktif untuk ikut mendorong perdamaian di Poso.
"Kalau bisa bernostalgia, saya mau mengingat kembali masa lalu. Ketika tahun 2001 sampai 2003, saya bolak-balik Palu Poso melalalui jalan darat. Bahkan suatu ketika di bulan Ramadhan, saya terpaksa berbuka puasa pukul 10 malam," kata Presiden Yudhoyono ketika berbicara dalam acara peluncuran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Lapangan Vatulemo, Palu, Senin (30/4) siang.
Menurut Presiden Yudhoyono, saat ini kondisi Poso sudah mulai membaik dan diharapkan agar semua pihak dapat terus menerus menjaga situasi itu agar tidak lagi kembali ke peristiwa masa lalu.
Presiden mengingatkan, jika terjadi setiap masalah maka semuanya harus diselesaikan dengan penuh cinta dan kasih sayang. "Setiap masalah akan dapat diselesaikan dengan baik, jika dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Maka mari kita pelihar kondisi itu," kata Presiden Yudhoyono.
Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono berjanji untuk terus mendorong perbaikan (rehabilitasi dan rekonstruksi) Poso pasca konflik itu. Agar siatuasi yang sudah membaik itu dapat terjaga dengan baik.
Lantara itu, Presiden Yudhoyono meminta kepada Menko Kesra, Aburizal Bakri, yang dibantu Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliudju dan Bupati Poso, Piet Inkiriwang, agar segera menyusun program-program penting untuk perbaikan Poso itu.
"Saya minta agar Menko Kesra dibantu gubernur dan bupati agar secepatnya menyusun program itu. Saya janji, insya Allah saya akan membantu sekuat tenaga saya," tegas Presiden Yudhoyono.
Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu sebagai jawaban atas permintaan Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliudju. Gubernur mengatakan, pemerintah dan masyarakat di daerahnya sangat berharap agar Presiden dapat mengeluarkan satu aturan yang tegas untuk membantu Poso pasca konflik yang terjadi sejak sembilan tahun silam itu.
Akibat konflik berdarah yang terjadi sejak tahun 1998 itu, tercatat sedkiitnya 2000 orang baik muslim maupun Kristen yang tewas. Belum lagi adanya kerugian material maupun mental masyarakat. Jarak dari Palu---ibukota Provinsi Sulawesi Tengah--- ke Poso sejauh 250 kilometer yang ditempuh dengan perjalanan darat selama antara empat hingga lima jam. ***
"Kalau bisa bernostalgia, saya mau mengingat kembali masa lalu. Ketika tahun 2001 sampai 2003, saya bolak-balik Palu Poso melalalui jalan darat. Bahkan suatu ketika di bulan Ramadhan, saya terpaksa berbuka puasa pukul 10 malam," kata Presiden Yudhoyono ketika berbicara dalam acara peluncuran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Lapangan Vatulemo, Palu, Senin (30/4) siang.
Menurut Presiden Yudhoyono, saat ini kondisi Poso sudah mulai membaik dan diharapkan agar semua pihak dapat terus menerus menjaga situasi itu agar tidak lagi kembali ke peristiwa masa lalu.
Presiden mengingatkan, jika terjadi setiap masalah maka semuanya harus diselesaikan dengan penuh cinta dan kasih sayang. "Setiap masalah akan dapat diselesaikan dengan baik, jika dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Maka mari kita pelihar kondisi itu," kata Presiden Yudhoyono.
Oleh karena itu, Presiden Yudhoyono berjanji untuk terus mendorong perbaikan (rehabilitasi dan rekonstruksi) Poso pasca konflik itu. Agar siatuasi yang sudah membaik itu dapat terjaga dengan baik.
Lantara itu, Presiden Yudhoyono meminta kepada Menko Kesra, Aburizal Bakri, yang dibantu Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliudju dan Bupati Poso, Piet Inkiriwang, agar segera menyusun program-program penting untuk perbaikan Poso itu.
"Saya minta agar Menko Kesra dibantu gubernur dan bupati agar secepatnya menyusun program itu. Saya janji, insya Allah saya akan membantu sekuat tenaga saya," tegas Presiden Yudhoyono.
Presiden Yudhoyono menyampaikan hal itu sebagai jawaban atas permintaan Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliudju. Gubernur mengatakan, pemerintah dan masyarakat di daerahnya sangat berharap agar Presiden dapat mengeluarkan satu aturan yang tegas untuk membantu Poso pasca konflik yang terjadi sejak sembilan tahun silam itu.
Akibat konflik berdarah yang terjadi sejak tahun 1998 itu, tercatat sedkiitnya 2000 orang baik muslim maupun Kristen yang tewas. Belum lagi adanya kerugian material maupun mental masyarakat. Jarak dari Palu---ibukota Provinsi Sulawesi Tengah--- ke Poso sejauh 250 kilometer yang ditempuh dengan perjalanan darat selama antara empat hingga lima jam. ***