Tuesday, May 11, 2010

Unjuk Rasa Tuntut Bupati Buol Mundur Berakhir Bentrok

Palu - Unjuk rasa lebih dari 1.000 orang yang menuntut Bupati Buol Amram Batalipu mundur dari jabatannya berakhir bentrok, Senin (10/5). Empat pengunjuk rasa ditangkap polisi, sejumlah warga dan petugas luka terkena lemparan batu.

Unjuk rasa gabungan warga, mahasiswa, dan pegawai negeri sipil (PNS) yang tergabung dalam Forum Masyarakat Buol Bersatu itu berlangsung di depan kantor Bupati Buol, Sulawesi Tengah. Awalnya, massa memulai aksi sekitar pukul 09.00 Wita, lalu mereka bergerak menunju kantor bupati dan tiba di lokasi pukul 11.00.

Setibanya di depan kantor bupati, pengunjuk rasa yang dikawal aparat gabungan yang terdiri dari dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) dan anggota TNI itu menggelar orasi.

Dalam orasi pengunjuk rasa meminta Bupati Buol Amram Batalipu untuk keluar menemui mereka dan menyatakan mundur dari jabatannya karena telah melakukan sejumlah KKN yang merugikan masyarakat Buol. Massa juga menuntut agar kantor bupati disterilkan dari preman bayaran yang diduga banyak terdapat di kompeks kantor bupati.

Setelah bernegosiasi, Bupati Amram menemui pengunjuk rasa yang mendesaknya mundur. Beberapa saat kemudian terjadi perang mulut antara bupati dengan pengunjuk rasa. Namun, karena kesal atas hujatan para pengunjuk rasa, Amran lalu meninggalkan massa, sehingga teriakan pengunjuk rasa makin keras dan tajam menghujatnya.

Pengunjuk rasa yang kesal juga kemudian membakar ban bekas, sehingga Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Buol Komisaris Alhadi sempat bersitegang dengan para pengunjuk rasa.

Suasana semakin memanas ketika terjadi aksi saling dorong antara massa dan petugas yang memagar betis lokasi guna mencegah pengunjuk rasa masuk ke dalam kantor bupati. Pada saat itulah terjadi pelemparan batu, sehingga bentrokan antara massa dan petugas tidak bisa dihindari.

Mobil water canon yang disiagakan sejak pagi berusaha menyemprotkan air ke arah massa agar mereka mundur. Namun pengunjuk rasa tidak mau mundur dan malah semakin berusaha menerobos barikade petugas. Akibatnya saling lempar batu terus berlangsung hampir satu jam. Massa juga menghujani kantor bupati dengan lemparan batu.

Untuk membubarkan massa, polisi akhirnya melepaskan beberapa kali tembakan ke udara dan tembakan gas air mata. Dalam peristiwa itu empat orang pengunjuk rasa ditangkap aparat Polres Buol, selain itu sejumlah pengunjuk rasa dan seorang polisi terluka akibat terkena lemparan batu. (HF/OL-01)

Unjuk Rasa Tuntut Bupati Buol Mundur Berakhir Bentrok

Palu - Unjuk rasa lebih dari 1.000 orang yang menuntut Bupati Buol Amram Batalipu mundur dari jabatannya berakhir bentrok, Senin (10/5). Empat pengunjuk rasa ditangkap polisi, sejumlah warga dan petugas luka terkena lemparan batu.

Unjuk rasa gabungan warga, mahasiswa, dan pegawai negeri sipil (PNS) yang tergabung dalam Forum Masyarakat Buol Bersatu itu berlangsung di depan kantor Bupati Buol, Sulawesi Tengah. Awalnya, massa memulai aksi sekitar pukul 09.00 Wita, lalu mereka bergerak menunju kantor bupati dan tiba di lokasi pukul 11.00.

Setibanya di depan kantor bupati, pengunjuk rasa yang dikawal aparat gabungan yang terdiri dari dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) dan anggota TNI itu menggelar orasi.

Dalam orasi pengunjuk rasa meminta Bupati Buol Amram Batalipu untuk keluar menemui mereka dan menyatakan mundur dari jabatannya karena telah melakukan sejumlah KKN yang merugikan masyarakat Buol. Massa juga menuntut agar kantor bupati disterilkan dari preman bayaran yang diduga banyak terdapat di kompeks kantor bupati.

Setelah bernegosiasi, Bupati Amram menemui pengunjuk rasa yang mendesaknya mundur. Beberapa saat kemudian terjadi perang mulut antara bupati dengan pengunjuk rasa. Namun, karena kesal atas hujatan para pengunjuk rasa, Amran lalu meninggalkan massa, sehingga teriakan pengunjuk rasa makin keras dan tajam menghujatnya.

Pengunjuk rasa yang kesal juga kemudian membakar ban bekas, sehingga Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Buol Komisaris Alhadi sempat bersitegang dengan para pengunjuk rasa.

Suasana semakin memanas ketika terjadi aksi saling dorong antara massa dan petugas yang memagar betis lokasi guna mencegah pengunjuk rasa masuk ke dalam kantor bupati. Pada saat itulah terjadi pelemparan batu, sehingga bentrokan antara massa dan petugas tidak bisa dihindari.

Mobil water canon yang disiagakan sejak pagi berusaha menyemprotkan air ke arah massa agar mereka mundur. Namun pengunjuk rasa tidak mau mundur dan malah semakin berusaha menerobos barikade petugas. Akibatnya saling lempar batu terus berlangsung hampir satu jam. Massa juga menghujani kantor bupati dengan lemparan batu.

Untuk membubarkan massa, polisi akhirnya melepaskan beberapa kali tembakan ke udara dan tembakan gas air mata. Dalam peristiwa itu empat orang pengunjuk rasa ditangkap aparat Polres Buol, selain itu sejumlah pengunjuk rasa dan seorang polisi terluka akibat terkena lemparan batu. (Hafid)

Polda Sulteng Diminta Tarik Brimob dari Buol

Palu - Yayasan Dopalak Indonesia (YDI) meminta Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen H Andi Hasanuddin menarik aparat Brimob dari Kabupaten Buol.

"Kami meminta satu SSK (satuan setingkat kompi) Brimob yang ditempatkan di Buol dalam rangka pengamanan unjuk rasa ditarik. Kehadiran Brimob bukan solusi masalah di Buol," kata Direktur YDI Idham Dahlan di Palu, Selasa (11/5).

Sekitar 1.000 orang dari berbagai elemen masyarakat, Senin (10/5) berunjuk rasa menuntut Bupati Buol Amran Batalipu mundur dari jabatannya.  Unjuk rasa itu berakhir bentrok yang mengakibatkan delapan demonstran diamankan di Polres setempat. Sebagian dari pengunjuk rasa adalah anggota YDI.

Aksi demo ini juga mengakibatkan satu mobil dinas milik Pemkab Buol rusak dan lima pengunjuk rasa luka di bagian wajah dan kepala. "Menurunkan satu SSK Brimob ke Buol itu terlalu berlebihan. Eskalasi unjuk rasa di Buol tidak harus ditangani aparat secara berlebihan," kata Idham.

Ia mengatakan mobilisasi pengamanan yang berlebihan tersebut memancing reaksi yang berlebihan juga dari demonstran. Menurut Idham, YDI akan mengajukan kasus penangkapan delapan pengunjuk rasa di Buol ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Ia mengatakan, Komnas HAM akan diminta menelusuri penyebab bentrok tersebut. Jika ada indikasi pelanggaran HAM, maka kasusnya harus dibuka ke publik dan diproses secara hukum. "Kami minta itu diusut. Kami yakin ada orang di belakang bentrok massa tersebut," kata Idham.

Nama-nama yang diamankan di Polres Buol dan hingga Senin malam masih menjalani pemeriksaan adalah Rusli Oli'i (koordinator aksi), Jufri (Wakil Koordinator), Roby Salam, Rahman Datu Musu, Asriadi Batalipu, Endang Hanyala, Ahmad Alidrus, dan Arifin. Enam nama terakhir adalah negosiator aksi.

Idham menilai, aparat belum berlaku adil dalam penanganan unjuk rasa di Buol, sebab pemicu bentrok hingga kini belum ditangkap. "Aparat mestinya mengusut siapa pemicu bentrok ini. Dia juga harus ditangkap, jangan hanya demonstran," katanya. (Antara)

213.328 Warga Kota Palu Pilih Wali Kota

Palu -Sebanyak 213.328 warga Kota Palu, Ibu Kota Sulawesi Tengah (Sulteng), diharapkan menggunakan hak politiknya dalam pemilihan umum kepala daerah (pilkada) setempat yang dijadwalkan pada 4 Agustus 2010.

Pjs Ketua KPU Kota Palu Mukhlis Hakim Lubis mengemukakan di Palu, Jumat (19/2), jumlah pemilih itu masih data sementara yang diterima dari Pemkot Palu dan akan diverifikasi sebelum menetapkan jumlah pemilih tetap, dilanjutkan dengan penentuan tempat pemungutan suara (TPS). Sesuai data yang diserahkan Sekda Kota Palu, jumlah penduduk Kota Palu dewasa ini mencapai 306.257 jiwa yang tersebar di empat kecamatan. Penduduk potensial pemilih adalah 213.328 orang.

Data penduduk ini, kata Mukhlis, selain menjadi acuan untuk menetapkan daftar pemilih tetap (DPT), juga akan menjadi tolak ukur penentuan sah tidaknya seorang calon independen mendaftar sebagai bakal calon wali kota. KPU Provinsi Sulawesi Tengah telah menjadwalkan Pilkada Kota Palu pada 4 Agustus 2010, yang semula akan dilaksanakan 2 Juni 2010.

Mundurnya pelaksanaan Pilkada Kota Palu itu, kata Patricia, anggota KPU Sulteng, disebabkan belum adanya alokasi anggaran yang diminta sebesar Rp12 miliar dan adanya permasalahan hukum di internal KPU Kota Palu. Plt Ketua KPU Kota Palu Mukhlis Lubis mengaku, masih menunggu keputusan pemkot setempat apakah ajuan anggaran pilkada itu bisa disetujui seluruhnya atau tidak.

Kota Palu menggelar Pilkada 2010 sehubungan dengan akan berakhirnya masa jabatan Rusdy Mastura/Tony Tombolotutu sebagai wali kota dan wakil wali kota periode 2005-2010. Rusdy dan Tony hampir dipastikan akan bersaing pada pilkada ini karena dua-duanya telah menyatakan maju sebagai calon wali kota periode 2010-2015. Selain kedua incumbent itu, beberapa nama bakal calon yang sudah mencuat dan memasang umbul-umbul sosialisasi diri saat ini adalah Drs Hidayat, M.Si (mantan pejabat Bupati Sigi), Helmy D. Yambas, SE (mantan anggota DPRD Sulteng) dan H. Kamil Barun, SE.M.Si (Pemimpun Umum/Pemred harian Radar Sulteng/Jawa Pos Group). (Antara)

Monday, May 10, 2010

Gempa Guncang Banggai

Banggai - Rusaknya bangunan sekolah akibat gempa menyebabkan aktifitas pendidikan terhenti. Pihak sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu menunggu bantuan dari Pemerintah Kabupaten Banggai.

Kondisi gedung Sekolah Dasar Inpres 3 Koili di Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah termasuk diantara 8 bangunan yang rusak parah dalam gempa banggai yang menguncang wilayah itu pada Sabtu (8/5/2010) lalu.

Dindingnya rubuh dan retak-retak. Aset sekolah seperti kursi dan meja juga rusak karena tertimpa reruntuhan. Kondisi ini juga membuat sekolah yang memiliki 115 siswa serta 9 guru ini tidak bisa lagi menggunakan bangunan sekolah untuk proses belajar sehingga siswa harus diliburkan.

Pihak sekolah berharap bisa mendapatkan tenda agar proses belajar mengajar bisa tetap berlanjut.***

Thursday, November 19, 2009

Anggota Densus 88 Tembak Sopir Mobil Sewa


Palu - Seorang anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Kamis (19/11) dinihari menembak soerang sopir mobil sewa di tempat hiburan malam terbesar di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Korban masih dirawat intensif di ruang perawatan intensif Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Sulteng.

Korban bernama Hasruddin, saat ini hanya bisa terbaring menahan rasa sakit akibat terkena tembakan di bagian perut sebelah kanan menembus ke lengannya. Ia terkena tembakan Brigadir Polisi Satu Malik, anggota Densus 88/AT.

Sopir mobil rental ini Kamis dinihari datang ke Space Bar, tempat hiburan malam terbesar di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Saat ia berada di sana, tiba-tiba ada keributan antara seorang anggota Densus dengan beberapa orang. Korban yang tidak jauh dari tempat kejadian perkara berusaha melerai.

Hasruddin melihat anggota Densus itu dikeroyok, ia pun berusaha melerai, namun naas, saat Briptu Malik hendak mengeluarkan tembakan peringatan, ada yang hendak merampas pistolnya. Pistolnya pun meletus mengenai lantai dan pelurunya memantul mengenai Hasruddin.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulteng AKBP Irfaizal Nasution membenarkan adanya tembakan yang memantul itu.

Saat ini, Briptu Malik tengah diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Polda Sulteng.***

Wednesday, September 30, 2009

Duka Cita untuk Padang


Berikut salah satu berita yang dipublikasikan detikNews - http://www.detik.com tentang gempa bumi di Padang, Sumatera Barat. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan sampai saat ini sudah 75 orang dilaporkan tewas.

Mari kita mengirimkan doa kepada mereka yang menjadi korban dalam musibah itu. Dan semoga yang ditinggalkan mendapat ketabahan. Duka cita Padang, adalah Duka Cita Indonesia.

"Kepanikan menghinggapi warga Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) saat gempa 7,6 SR terjadi. Ribuan orang menyesaki jalan-jalan di kota Padang untuk menuju tempat tinggi. Mereka khawatir adanya tsunami. Saat ini, ribuan warga masih mengungsi di daerah dataran tinggi.

Pemantauan detikcom, Rabu (30/9/2009), jalan-jalan di Kota Padang dipenuhi lautan manusia dan kendaraan sesaat setelah gempa mengguncang. Masyarakat tumpah ruah ke jalan-jalan untuk mencoba menyalamatkan diri, baik berjalan kaki, berlari atau menumpang kendaraan.

Akibat kekacauan ini, lalu lintas di jalan-jalan di Padang macet luar biasa. Kendaraan yang berada di jalan raya nyaris tidak bisa bergerak. Bahkan, lalu lintas di Simpang Tabing menuju kawasan Bypass macet total.

Sedangkan bangunan-bangunan di pinggir jalan tampak roboh. Bahkan, sejumlah bangunan juga terbakar hebat. Suasana di Kota Padang benar-benar semrawut. Warga tampak kebingungan harus berbuat apa.

Hingga saat ini ribuan warga masih mengungsi ke rumah sanak saudara di tempat yang lebih tinggi untuk menginap. Namun, sebagian warga, antara lain warga Lubuk Minturun dan Limau Manis, sudah kembali ke rumahnya masing-masing, setelah dipastikan tidak ada tsunami.

Sementara itu di kawasan Lubuk Minturun, banyak warga yang memarkirkan mobil-mobilnya di pinggir jalan. Pemilik mobil dan keluarganya tampak istirahat dan menginap di dalam mobilnya.

Hingga pukul 21.54 WIB, suasana tak menentu masih terlihat di Padang. Listrik padam, sehingga Padang gelap gulita. Sedangkan lalu lintas di jalan-jalan utama Padang sudah mulai lengang, tidak ada kemacetan lagi."

Tuesday, September 29, 2009

Satpol PP dan TNI AD Bongkar Kios Miras



Palu - Aparat gabungan Satuan Polisi Pamong Praja dan unsur Tripika Palu Barat, Senin (28/09/2009) siang membongkar kios yang diduga menjadi tempat penjualan minuman keras. Tidak ada perlawanan dalam pembongkaran ini karena pemilik toko miras lebih dulu kabur.

Belasan aparat Polisi Pamong Praja bersama anggota TNI Angkatan Darat dan dipimpin Camat Palu barat membongkar sebuah kios milik Candra. Kios yang terletak di bilangan Jalan SIS Aljufri ini disinyalir menjadi salah satu pusat penjualan dan pemasok minuman keras yang beredar di Kota Palu.

Pembongkaran kios miras ini berjalan lancar dan tanpa perlawanan karena sang pemilik lebih dulu kabur, setelah sebelumnya mengetahui kedatangan aparat. Saat dibongkar kios ini sudah dalam keadaan kosong.

Menurut Camat Palu Barat Dahyar, kios ini terpaksa dibongkar. “Pemilikya tidak mengindahkan peringatan pemerintah serta tuntutan warga yang melarang penjualan minuman keras. Apalagi letaknya berhadapan dengan Masjid Annur,” kata Dahyar.

Kios minuman keras ini memang sudah beberapa kali didemo dan didatangi ratusan massa saat bulan suci Ramadhan lalu. Warga bahkan sempat menggeledah kios ini dan menemukan adanya belasan botol minuman keras berbagai merek.***

Sunday, September 27, 2009

Preman Tewas Dikeroyok Warga



Palu - Aksi main hakim sendiri terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Puluhan warga Desa Mamu, Kecamatan Pipikoro mengeroyok seorang warga yang dituding sebagai preman kampung. Pemicunya, korban dianggap sudah sangat meresahkan
warga karena kerap berulah dan bertindak criminal. Ironisnya aksi main hakim sendiri ini dipimpin langsung Kepala Desa Mamu Jonathan Damang.

Sebanyak 12 warga Desa Mamu, Kecamatan Pipikoro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah terpaksa mendekam dalam sel tahanan Kepolisian Sektor Kulawi karena terlibat pengeroyokan dan pembunuhan seorang warga bernama Jonathan Lengkei. Salah
seorang tersangka tak lain Kepala Desa Makmur Jonathan Damang yang diduga kuat menjadi otak peristiwa pengeroyokan ini.

Saat diiterogasi polisi, para tersangka mengaku melakukan aksi pengeroyokan karena tidak tahan dengan ulah korban. Korban selama ini menganggap dirinya preman kampung.
“Dia suka sekali main ancam-ancam kalo permintaannya tidak dipenuhi. Baru-baru ini dia mau perkosa adik saya, Selviani,” aku Sion, salah seorang tersangka.

Menurut Sion mereka mengeroyok korban karena sudah tidak mampu menahan kesabaran melihat ulah preman kampung ini.

“Kalo saya sempat memukul korban dengan tangan kosong. Kalo yang lain ada yang tikam dengan sangkur dan parang,” aku Buang, tersangka lainnya.

Kapolsek Kulawi Ajun Komisaris Polisi Rimba Swandy membenarkan adanya kasus ini. Kejadiannya menurutnya terjadi pada 2 September 2009 lalu. Rata-rata tersangka ini menyerahkan diri setelah mengeroyok korban hingga tewas.

“Rata-rata pengakuan tersangka karena mereka kesal dengan ulah korban yang selama ini beraksi seperti jagoan. Dari dua belas tersangka kasus ini, cuma kepala desa yang belum resmi ditahan karena harus menunggu izin dari Bupati Sigi,” demikian Rimba.***

Dua Polisi Ditikam Sekelompok Orang Saat Patroli


Palu - Dua orang anggota Satuan Patroli Motor, Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Sabtu (06/09/2009) malam, sekitar pukul 23.30 Waktu Indonesia Tengah ditikam sekelompok orang. Mereka ditikam sekelompok orang saat mengamankan balapan liar di kawasan Taman Ria, Palu Barat, Sulawesi Tengah. Satu unit mobil patrol Kepolisian Resor Palu juga dirusak dan kacanya dipecahkan.
 

Sebelumnya, beredar kabar bahwa dua orang anggota Patroli Motor Polda Sulteng itu diduga ditikam oleh beberapa oknum anggota TNI Angkatan Darat di kawasan Taman Ria, Palu Barat, saat melakukan patroli penertiban balapan liar di kawasan ruang publik terkenal di Kota Palu itu. Namun, kepastian para pelakunya masih diselidiki oleh Polda Sulteng dan Komando Resor Militer/132/Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah


Baik Kepala Kepolisian Resor Palu AKBP Bonar Sitindjak maupun Kepala Seksi Intelijen Korem/132/ TD Mayor Infanteri Richard belum mengeluarkan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Dalam perbincangan informal dengan wartawan, Richard/ menyatakan bahwa tidak bisa dipastikan apakah pelaku/ adalah anggota TNI AD atau siapapun karena belum ada satu pun pelaku yang ditangkap.


Sementara kondisi Brigadir Polisi Dua Jumadi Yunus dan Kurniawan yang mendapat luka robek di perut dan lengan kanan kondisinya sudah berangsur membaik setelah di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Keduanya saat ini tengah dirawat inap di Paviliun Koral, rumah sakit milik Polda Sulteng tersebut.


Sampai minggu dinihari situasi di tempat kejadian perkara aman dan dapat dikendalikan. Kapolres Palu AKBP Bonar Sitindjak dan Kasie Intelijen Korem 132/TD Mayor Infanteri Richard/ sudah melakukan koordinasi dan penyelidikan atas insiden tersebut.***

Thursday, August 27, 2009

PN Palu Adili Penembak Dosen Unsimar Poso

Palu - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palu yang diketuai Heru Pramono, SH, Kamis (27/08/2009) pukul 11.30 Waktu Indonesia Tengah menyidangkan terdakwa Amrullah alias Kana alias Leo bin Amureng (30). Amrullah adalah terdakwa penembakan Dekan Fakultas Hukum Universitas Sintuvu Maroso, Poso, Sulawesi Tengah, Juliet Rosy Tilongo, SH,MH.

Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum yang dipimpin Asludin Hatjani, yang juga mendampingi sejumlah keluarga tersangka peledakan bom Ritz Carlton dan JW Marriot, pada Jumat (17/07/2009) lalu.

Majelis Hakim yang diketuai Heru Pramono, beranggotakan Kukuh Subiyakto, SH dan Elvian, SH. Sementara Jaksa Penuntut Umum (JPU) adalah Inti Astutik, SH dan Zainal, SH.

Dalam sidang awal Jaksa Inti Astutik membacakan sejumlah dakwaan atas terdakwa Amrullah yang didakwa melakukan penembakan atas Juliet Rosy Tilongo, pada Selasa (30/3/2004) silam di kampus Universitas Sintuvu Maroso. Saat itu dia bonceng oleh Umang, yang saat ini masih terdalam dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kepolisian Republik Indonesia.

Usai pembacaan dakwaan, Majelis Hakim kemudian mengundang PH dan JPU untuk mendiskusikan jadwal persidangan. Persidangan selanjutnya akan digelar pada Kamis (03/09/2009) mendatang.

Asludin Hatjani, PH terdakwa, mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan strategi pembelaan.

“Kita akan ikuti proses persidangan ini apakah Jaksa dapat membuktikan bahwa klien saya terbukti bersalah atau tidak,” kata Asluddin yang aktif di Tim Pembela Muslim ini.

Sementara Zainal, anggota Jaksa Penuntut Umum mengatakan bahwa belum tertangkapnya Umang yang menjadi rekan terdakwa saat aksi penembakan itu, tidak menjadi halangan.

“Ada saksi-saksi dan lainnya yang dijadikan dasar menyusun dakwaan,” kata Zainal.

Amrullah ditangkap pada Senin, (20/04/2009) oleh Detasemen Khusus 88 Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat di Makassar, Sulawesi Selatan setelah lima tahun menjadi buronan. Ia kemudian dievakuasi kembali ke Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah. Namun Umang, temannya yang memboncengnya saat melakukan penembakan itu saat masih diburu Detasemen Khusus 88.

Selasa (30/3/2004) silam, tersangka Amrullah bersama Umang (DPO) melakukan penembakan atas sejumlah dosen beragama Kristen Protestan yang mengajar di Universitas Sintuvu Maroso. Sebelum melakukan penembakan tersangka dan temannya, melakukan pengintaian. Dari pengintaian itu diketahi saksi korban Rosy kerap turun dari Tentena, Pamona Selatan, Poso untuk mengajar dengan empat orang temannya dua kali dalam seminggu. Mereka mengendarai mobil Suzuki Futura berwarna biru.

Berdasarkan itulah, tersangka yang merupakan anggota kelompok Mujahiddin Kayamanya menetapkan targetnya. Menurut mereka itu adalah amaliyah yang bernilai jihad bagi kelompoknya.***

Sunday, September 21, 2008

Pelukis Peringati Hari Perdamaian di atas Kanvas 50 Meter



Palu - Sejumlah pelukis, seniman music, penggiat hak azasi dan anak-anak korban konflik Poso, Minggu (21/09) sore menggelar peringatan Hari Perdamaian Sedunia, di Palu, Sulawesi Tengah. Mereka memperingati hari perdamaian yang kali pertama digagas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa itu dengan menggelar aksi lukis di atas kain sepanjang 50 meter dan pertunjukkan musik tradisional.

Potret penganjur damai dari India, Mahatma Gandhi menjadi latar depan aksi lukis di atas kain sepanjang 50 meter yang dilakukan oleh lima pelukis di taman budaya dan olahraga Kota Palu, Sulawesi Tengah. Mereka mengekspresikan gagasan damai mereka di atas kanvas itu untuk memperingati Hari Perdamaian Sedunia yang jatuh pada 21 September ini. Beragam bentuk lukisan mereka tuangkan di atas kanvas dari kain katun itu

Sementara, sejumlah seniman musik mempertunjukkan music tradisional suku Kaili, suku asli di Lembah Palu, Sulawesi Tengah. Mereka memainkan lalove atau seruling panjang dan juga gimba atau gendang. Mereka mengiringi aksi para pelukis itu dengan irama lembut dan cepat.

Penggagas peringatan hari perdamaian itu adalah Koalisi Perdamaian yang anggota terdiri dari beragama orang dan organisasi di Kota Palu.

Menurut Nurlaela AK Lamasitudju, koordinator koalisi tersebut, aksi lukis di atas kain 50 meter itu sengaja hanya dilakukan oleh lima pelukis agar mereka bebas mengeskpresikan ide-ide mereka tentang perdamaian.

“Setiap pelukis mendapat ruang kanvas sepanjang sepuluh meter untuk megekpresikan ide-ide tentang perdamaian secara bebas dan lapang,” kata Nurlaela.

Kegiatan ini didukung oleh United Nation of Developtment Programme (UNDP) dan Peace Trought Depeveloptment (PTD) Kota Palu.

Sejumlah anak-anak korban konflik Poso juga dilibatkan dalam aksi ini. Mereka membagikan selebaran anjuran damai bagi para pengendara kendaraan bermotor yang melintas di depan taman budaya dan olahraga Kota Palu.***

Thursday, September 18, 2008

Masyarakat Serahkan Senjata Api dan Amunisi

Poso – Masyarakat Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah kembali menyerahkan sejumlah senjata api dan amunisi ke pihak Kepolisian. Senjata-senjata api dan amunisinya tersebut adalah sisa-sisa konflik di daerah tersebut.

Kepala Kepolisian Resor Poso AKBP Adeni Muhan Dg Pabali mengatakan kesadaran masyarakat semakin tinggi untuk tidak lagi menyimpan senjata api dan amunisi yang mereka kuasai di luar kewenangannya.

“Masyarakat Poso semakin sadar, apalagi mereka bisa diancam dengan Undang-Undang Darurat tentang Kepemilikan Senjata Api,” kata Kapolres Adeni, Selasa (16/08).

Kali ini, masyarakat menyerahkan empat pucuk senjata rakitan laras pendek, dua pucuk senjata rakitan laras panjang dan 92 butir amunisi caliber 5,56 milimeter.

Menurut Adeni, senjata-senjata api dan amunisi itu diserahkan masyarakat kepada anggota Kepolisian Masyarakat setempat, kemudian menyerahkannya kepada Kepolisian Sektor Poso Pesisir dan setelah itu ke Polres.

“Ini bukti keberhasilan dari pembinaan anggota Kepolisian Masyarakat yang berada di tengah-tengah mereka. Ini hasil hubungan komunikasi yang terus-menerus sehingga terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat,” ujar Adeni.

Untuk keamanannya, identitas warga yang menyerahkan senjata-senjata api dan amunisi itu dirahasiakan oleh Polres Poso.

Saat ini, kondisi keamanan dan ketertiban umum di Poso makin kondusif. Tidak ada lagi upaya-upaya teror, berupa peledakan bom atau penembakan misterius terdengar seperti sebelumnya.***

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]