Saturday, January 05, 2008

Bambu Nasi Jaha Laku, Asap Dapur pun Mengepul

Palu - Menjelang perayaan hari-hari besar agama di Palu, Sulawesi Tengah, utamanya Natal dan Tahun baru ada pasar dadakan di Jalan Nusa Indah, Palu Selatan. Tapi tidak semua kebutuhan Anda di jual di sana , yang dijual hanya bambu untuk penganan tradisional yang dinamai nasi jaha (sejenis lemang), daun pisang pembungkus burasa (nasi yang dikukus dengan cari dibungkus daun pisang) dan janur pembungkus kalopa (sejenis ketupat).

Adalah Hayati, salah seorang perempuan penjual bungkus kalopa dan daun pisang pembungkus burasa di Jalan Nusa Indah itu. Sejak pagi hari ia sudah mulai membuat bungkus kalopa. Jika pembeli dating, bungkus-bungkus kalopa dari janur itu tinggal ditawarkan. Harganya hanya Rp 100 per buah.

Tangan hayati begitu telaten, menjalin dua helai janur kelapa menjadi sebuah bungkus kalopa yang apik. Jika tidak ada kesibukan lain, dalam sehari, biasanya dia bisa membuat tidak kurang dari 100 bungkus kalopa. Lalu setelah itu dijualnya ke pasar dadakan yang hanya ada saat menjelang hari-hari besar agama ini.

Keuntungannya menurut hayati lumayan juga. Bisalah untuk mengepulkan asap dapur. Apalagi ia juga menjual daun pisang buat bungkus burasa atau pepes ikan.

”Kalau tidak untung, mana mungkin saya mau jualan tiap tahun. Ini sudah hampir sepuluh tahun, saya jualan kalo mau hari raya,” aku Hayati.

Selain Hayati, ada pula Saleh. Lelaki ini adalah penjual bambu untuk nasi jaha, penganan tradisional yang dibuat dari beras ketan yang dibumbu aneka rupa lalu dimasak dalam bambu dan tiap 1 centimeter ketebalannya dilapisi daun pisang.

Lelaki ini mengaku menjadi penjual bambu hampir sejak tahun 1980-an. Ia pun adalah pengisi setia pasar dadakan. Bambu yang dijualnya berasal dari dataran Palolo, lembah subur di selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Untuk tiap ruasnya, Saleh memberi harga Rp 500. Tapi kalau ada yang menawar tentu boleh juga dilepas di bawah harga. Sama dengan Hayati, ia pun berharap bisa mengepulkan asap dapur dari berjualan bambu, agar bisa dipakai buat lebaran.

“Kalo mau tahun baru banyak orang bikin nasi jaha. Biasanya mereka sudah pesan duluan sama saya jauh-jauh hari. Bisalah hasilnya dibawa pulang buat anak istri,” kata Saleh, sambil terus mengukur ruas-ruas bamboo dan menggergajinya.

Nah, jika suatu saat anda ke Jalan Nusa Indah dan berharap pasar dadakan ini ada, datanglah di saat menjelang perayaan hari-hari besar agama, utamanya Natal dan Tahun Baru. Di luar waktu itu, jangan harap Anda akan bersua dengan pasar dadakan ini.***

5 comments:

Term Papers said...

Wonderful article, very well explained.

daniel john said...

Resources like the one you mentioned here will be very useful to me! I will post a link to this page on my blog. I am sure my visitors will find that very useful.

College Research Papers

Term Papers said...

College Term papers:Thanks for this post very much! I think it really is great!

Term Papers Writing Assistance said...

nice post

Term Papers said...

Interesting and informative post, thank you very much.

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]