Wednesday, October 18, 2006

Pendeta Penganjur Damai itu Sudah Tiada

[In Memoriam Pendeta Drs Irianto Kongkoli, M.Th]

Awan hitam menggayuti langit Sulawesi Tengah, seorang anak negeri meregang nyawa, setelah dua butir timah hitam menembus dari telinga kiri ke batok kepalanya. Seorang pendeta terbunuh, tak terhitung jumlahnya umat berduka.

Palu – Rangkaian peristiwa kekerasan yang terjadi di Kabupaten Poso dan Kota Palu adalah upaya provokasi untuk membenturkan umat Islam dan umat Kristen. Penembakan terhadap Pendeta Irianto kongkoli adalah memprovokasi umat Kristen agar marah dan menghantam orang islam, dan pembunuhan dua warga Masamba adalah memprovokasi umat Islam agar marah dan menghantam orang Kristen.

Demikian dikatakan Ketua Forum Silaturahim Perjuangan Umat Islam Poso (FSPUI), Ustad Adnan Arsal.

“Saya yakin kedua pimpinan komunitas kedua umat beragama ini mampu meredam umatnya masing-masing. Hal ini dibuktikan beberapa kali peristiwa kekerasan dan ledakan bom, Poso sampai saat ini aman. Masyarakat Poso sekarang sudah sadar mereka hanya dijadikan alat. Makanya saya yakin mereka tidak akan terprovokasi,” ujarnya saat dihubungi Sinar Harapan.

Bekas Ketua Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah, Rinaldy Damanaik yang mengundurkan diri pasca eksekusi Tibo dan kawan-kawan mengatakan sangat kecewa atas penembakan ini. Ia mengatakan Penembakan ini merupakan ketigakalinya yang terjadi terhadap orang-orang GKST. Mereka adalah Tadjoja, bendahara umum GKST, Pendeta Susianti Tinulele dan Pendeta Irianto Kongkoli.

“Saya kecewa lantaran selama ini aparat tidak bisa memberikan perlindungan kepada warganya dengan menangkap pelakunya, saya sudah tidak tahu harus berkata apa lagi,” katanya gusar.

Sementara itu, sampai hari ini Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah belum berhasil mengidentifikasi pelaku penembakan, yang menewaskan Sekertaris Umum Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah, Pendeta Irianto Kongkoli, Senin kemarin. Terkait belum tertangkapnya pelaku, enam warga dimintai keterangan di Polda Sulteng sebagai saksi.

Kapolda mengatakan aksi-aksi kekerasan yang terjadi di kabupaten Poso dan Kota Palu terkait satu sama lain.

Selasa (17/10) jenazah Pendeta Irianto Kongkoli, masih di semayamkan di rumah duka di Jalan Manimbaya, Lorong Gereja. Rencananya, jenazah akan dikuburkan hari kamis pekan ini pukul 13.00 wita di tempat pemakaman umum Kristen Palu.

Pendeta Irianto Kongkoli dimata istrinya, Rita Kupah, adalah sosok suami sekaligus bapak yang bijaksana. Ia tidak menyangka peristiwa ini akan menimpa suaminya. Tapi ia hanya bisa berserah diri kepada Tuhan. Tidak banyak kata-kata yang terucap dari perempuan yang juga anggota Polri ini.

Saat beberapa anggota DPR Propinsi Sulteng dan Komandan Korem 132 Tadulako Kolonel Husain Malik datang melayat, ibu tiga anak ini, menangis sesegukan. “Terima kasih pak sudah datang melayat suami saya,” ujarnya sambil menyeka darah yang terus keluar dari mulut suaminya.

Pendeta Irianto Kongkoli menyelesaikan S2-nya di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogyakarta. Ia meninggalkan Seorang istri, Rita Kupah dan tiga anak, masing-masing bernama Gemal Gita Faria (18), yang saat ini terdaftar sebagai mahasiswi Sekolah Tinggi Teologia Intim Makassar, Sulawesi Selatan, Geraldi Dwi Risandi (16) dan Galatea Folika Kristata (4).

Namanya mencuat setelah kerusuhan Poso tahun 2000. Semasa hidupnya ia terus mengampanyekan rekonsiliasi dan perdamaian Poso. Ia dekat dengan para penggiat Nahdlatul Ulama (NU) dan GP Anshor, organisasi massa pemuda di bawah NU. Dalam sejumlah kegiatan-kegiatan yang mengampanyekan pluralisme, ia pun selalu terlibat.

Ia bahkan pernah mengajar sebagai dosen di Universitas Alkhaeraat Palu, salah satu lembaga pendidikan Islam di Sulawesi Tengah. Namun tidak lama, karena kemudian ia ditunjuk sebagai Sekertaris Umum Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah. Dan akhirnya setelah Pendeta Rinaldi Danamik mengundurkan diri, namanya disebut-sebut akan menggantikan Damanik sebagai Ketua Umum Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah Periode 2007-2011.

Rupanya Tuhan berkehendak lain, manusia bisa merencanakan tapi Tuhanlah yang menentukan.***

1 comments:

Term Papers said...

Thank you for providing the information.

Blog Info

BLOG ini berisi sejumlah catatan jurnalistik saya yang sempat terdokumentasikan. Isi blog ini dapat dikutip sebagian atau seluruhnya, sepanjang menyebutkan sumbernya, karena itu salah satu cara menghargai karya orang lain. Selamat membaca.

Dedication Quote

ORANG yang bahagia itu akan selalu menyediakan waktu untuk membaca, karena itu sumber hikmah. Menyediakan waktu tertawa karena itu musiknya jiwa. Menyediakan waktu untuk berfikir karena itu pokok kemajuan. Menyediakan waktu untuk beramal karena itu pangkal kejayaan. Menyediakan waktu untuk bersenda gurau karena itu akan membuat awet muda.Menyediakan waktu beribadah karena itu adalah ibu dari segala ketenangan jiwa. [Anonim]